THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 29 Januari 2011

10 Ikan raksasa

10 Ikan Raksasa Berwajah Aneh dan Langka
Ikan-ikan berbobot ratusan kilogram dan bertampang aneh ini semakin langka.

Ismoko Widjaya
Ikan raksasa, Bagarius yarrelli atau River Yeti  
BERITA TERKAIT
Ikan-ikan berukuran superjumbo alias raksasa seantero dunia jumlahnya terus berkurang. Sungai Amazon di Amerika Selatan dan Sungai Mekong yang melintas di enam negara; China, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam; menjadi lokasi utama ikan-ikan punah raksasa dan 'berwajah aneh' itu.

Ikan-ikan yang masuk dalam daftar ukuran jumbo dan punah itu yakni.

1. Dog Eating Catfish
Ikan yang dari keluarga lele ini dijuluki sesuai namanya, pemakan daging anjing. Pada zaman dulu, ikan berkumis ini dipancing warga sekitar Sungai Mekong dengan umpan daging anjing.
2. Ikan Mas raksasa atau Giant Carp
Ikan Mas raksasa ini dulu kerap ditemui di Sungai Mekong bagian Thailand. Ikan berbobot sekitar 600 pon ini merupakan salah satu jenis yang mengalami jumlah penurunan populasi yang drastis di Asia Tenggara.
Ikan mas raksasa
3. White Sturgeon
Telur ikan ini merupakan makanan mewah kelas atas, telur kaviar. Ikan ini disebut-sebut hidup lebih lama dari dinosaurus. Populasinya di laut pasifik bagian barat daya dan Kanada semakin berkurang.

4. Hiu Gergaji
Ikan ini merupakan gabungan hiu dan gergaji, sesuai namanya. Ikan laut ini kerap menyangkut di jaring nelayan, maka itu jumlahnya terus menurun.

Ikan hiu gergaji
5. Pari raksasa
Ikan pari ini pernah ditangkap seorang nelayan di Sungai Mekong wilayah Kamboja. Seperti 'koleganya' di laut, ikan ini tetap berbahaya dan mematikan.

6. Arapaima gigas
Ikan berukuran luar biasa jumbo ini masih 'keluarga jauh' ikan arwana. Di Taman Akuarium Air Tawar (Taman Mini Indonesia Indah) dan Sea World, Ancol, Jakarta Utara, ikan ini masih dijumpai.

7. Lele rakasa
Ikan ini pernah dijuluki sebagai ikan air tawar raksasa terbesar.
Ikan lele raksasa di Sungai Mekong
8. River Yeti
Yeti merupakan julukan monster bigfoot di Amerika. Nah, ikan raksasa ini dianalogikan seperti sesosok monster. Ikan yang juga memiliki nama Bagarius yarrelli pernah menghebohkan warga karena menelan manusia.

9. Chinese Paddlefish
Ikan gajah raksasa ini juga memiliki nama China Swordfish. Secara resmi pemerintah Cina telah melarang penangkapannya, baik besar ataupun kecil sejak tahun 1983.
Ikan gajah raksasa, China Paddlefish
10. Alligator
Ikan jenis ini berpenampilan mirip buaya atau aligator. Jelek. Tetapi merupakan salah satu ikan dengan harga yang tinggi di pasaran. Untuk ukuran kecil ikan jenis ini kerap digandrungi di pasar ikan hias.

Jumat, 28 Januari 2011

Orang Indonesia di Balik Temuan Planet Alien

Orang Indonesia di Balik Temuan Planet Alien

Ini temuan terkini dalam dunia astronomi. Sebuah planet baru. Ditemukan oleh Max Planck Institut fur Astronomie (MPIA) di Jerman. Diberi nama Planet HIP 13044b, sebab dia mengelilingi HIP 13044, sebuah bintang tua yang sudah sekarat. Temuan baru ini dilansir Kamis, 18 November 2010. Dipublikasikan secara luas ke seluruh dunia hari ini.
Kisah tentang angkasa luar, temuan planet, dan sebagainya kerap kali membuat kita kagum. Kadang juga bingung. Sebab istilah dan kodenya begitu banyak. Agar cerita tentang planet baru itu mudah dipahami, ada baiknya kita buka kembali cerita para guru soal jagat raya ini.
Semenjak di bangku sekolah kita diajari bahwa dalam jagat raya ini terdapat sejumlah galaksi. Salah satunya adalah Milky Way, yang oleh kita lebih dikenal dengan sebutan Galaksi Bima Sakti. Dalam Bima Sakti itulah bumi yang kita huni ini dan sejumlah planet lain menetap.
Di luar itu masih banyak galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah galaksi mini. Planet-planet di galaksi mini mengitari sebuah bintang induk bernama HIP 13044. Para ahli menghitung bahwa galaksi mini ini berjarak sekitar 2000 tahun cahaya dari bumi.
Tapi bintang induk itu kian renta. Daya gravitasi terhadap sejumlah planet yang mengitarinya kian lemah. Melemahnya daya gravitasi itu menyebabkan sejumlah planet terlepas dan disedot oleh daya gravitasi galaksi yang lain.
Satu dari sekian planet di sekitar bintang yang renta itu, ditarik oleh daya gravitasi Galaksi Bima Sakti. Daya tarik itu menyebabkan planet itu masuk ke dalam lingkungan Galaksi Bima Sakti. Proses penarikan itu juga kerap disebut sebagai "kanibalisme" galaksi. Sejumlah ahli menaksir bahwa proses kanibalisme itu terjadi 6 hingga 9 miliar tahun silam.
Planet yang masuk ke Bima Sakti itulah yang ditemukan sejumlah astronom di Jerman tadi. Lantaran dia berasal dari lingkungan HIP 13004, maka planet yang baru ditemukan itu diberi imbuhan b menjadi HIP 13004b. Planet ini menjadi "anak kost" di Galaksi Bima Sakti. Ukurannya, sedikit  lebih besar  dari Yupiter.
Apa pentingnya temuan planet baru itu buat kita?
Rainer Klement dari MPIA menuturkan bahwa temuan itu sangat menarik, sebab inilah pertama kalinya manusia menemukan adanya planet lain di luar galaksi kita. Temuan itu juga, lanjut Rainer, membuka jalan bagi para astronom untuk meneliti kelangsungan hidup galaksi Bima Sakti, juga kelangsungan hidup bumi yang kita huni ini. 
Para ahli itu menghitung bahwa sekitar lima miliar tahun yang akan datang, Matahari juga perlahan akan redup. Dia akan memasuki fase "raksasa merah" yaitu fase di mana kekuatannya meredup dan daya grativitasinya melemah. Ketika daya gravitasi melemah itulah, planet-planet yang mengitarinya--termasuk bumi-- "dimangsa"  oleh matahari atau disedot oleh gravitasi galaksi yang lain.
“Penemuan ini sangat menarik terutama ketika kita memahami masa depan tata surya, bahwa Matahari juga akan berubah menjadi 'raksasa merah' lima miliar tahun mendatang," kata pemimpin proyek, Johny Setiawan – astronom Indonesia yang juga bekerja di MPIA.
Lalu mengapa si HIP 13044b itu selamat dan tidak tertelan oleh planet induknya. Johny memperkirakan lantaran planet itu berotasi lebih cepat dari planet-planet yang lain. Namun dia tidak akan hidup selamanya, sebab bintang induk itu akan berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Saat itulah nanti-- miliaran tahun lagi-- planet ini tertelan.
Johny setiawan memperkirakan bahwa nanti,  saat Matahari memasuki fase penuaan dan  menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.
"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan pada SPACE.com. "Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat, persis seperti yang kami deteksi."
Namun, pada akhirnya semua akan binasa. Suatu ketika si Yupiter itu pun akan tertelan, sebagaimana nasib si HIP 13044b, yang karena datang dari antah berantah itu kemudian disebut planet "Alien".
Dipimpin Astronom Indonesia
Kita boleh berbangga karena tim penemu planet alien ini dipimpin astronom Indonesia, Johny Setiawan.Dr.rer.nat.  Meski gemilang di luar negeri, tak banyak orang Indonesia yang tahu siapa dan sepak terjang sang astronom.
Pria kelahiran 16 Agustus 1974 ini bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya berkali-kali sebagai ketua tim proyek.
Ia bergabung sebagai peneliti post-doctoral di MPIA, di Department of Planet and Star Formation sejak Juni 2003. Di tahun yang sama pula ia mulai memimpin penelitian di observasi bintang dan planet ESO La Silla. Selain itu, ia juga bekerja secara khusus di sejumlah projek seperti ESPRI (Pencarian Planet dengan PRIMA/ Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry).
Sebelum penemuan terbaru soal planet alien itu, Johny dan timnya menemukan sekitar 10 planet baru, meski tak semua dipublikasikan. Pada 2008, misalnya, ia dan timnya menemuka planet yang diberi nama TW Hya b. Planet tersebut mengelilingi bintang TW Hydrae itu berada di konstelasi Hydra yang berjarak 180 tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini membuat kaget dunia astronomi. Sebab, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir,  tak satu pun planet yang muncul dari bintang muda.

Pada 2005 tim peneliti yang sama juga berhasil menemukan planet ekstrasolar lain yang diberi nama HD 11977 b yang juga memberikan informasi tentang evolusi dari sistem tata surya lain berkaitan dengan eksistensi planet jika bintang induk kehabisan sumber energi.

Sebagai asli Indonesia, Johny menguasai bahasa ibu, Bahasa Indonesia. Dan pergaulannya di Eropa membuat ia  lancar berbahasa Jerman, Inggris, Spanyol, dan Prancis.
Selain bekerja di MPIA, Johny aktif memberikan ceramah soal astronomi, baik di Jerman maupun Indonesia.
Menurutnya, kegiatan sosial dan publik dalam komunitas ilmiah, dan hubungan antara akademisi, sains maupun non-sains sangat penting artinya untuk mentransfer ilmu pengetahuan dalam arah horisontal dan vertikal.
Selain kesibukan sebagai ilmuwan, Johny juga punya hobi memasak. Dia bisa memasak hampir semua jenis masakan tradisional Indonesia, yang kerap disajikan untuk kawan-kawannya sesama astronot.

Rabu, 26 Januari 2011

Empat Rahasia Perempuan

Empat Rahasia Perempuan


Sulit bagi pria untuk memahami keinginan pasangannya saat sedang bercinta. Biasanya, para wanita memang hanya mau berbagi rahasia seksualitas mereka pada sahabat dekatnya. Penasaran apa yang menjadi rahasia seksualitas para wanita? Askmen mengungkapnya.
1. Hasrat bercinta wanita bangkit menjelang menstruasi. Jasmine Leigh, seksolog yang dikutip dari Askmen menyebutkan bahwa hasrat bercinta wanita, atau libido biasanya bangkit menjelang dan saat menstruasi. Di masa-masa tersebut, hormon progesteron dalam tubuh wanita meningkat, sehingga memudahkannya untuk mencapai kepuasan seksual.
2. Mementingkan kualitas seks ketimbang kuantitas. Banyak pria yang merasa jantan saat berhasil menahan puncak kenikmatan seksnya. Apalagi jika kegiatan bercinta semakin panjang dan lama. Padahal sesungguhnya, wanita juga tidak menyukai kegiatan bercinta seperti itu. Wanita lebih mementingkan kelembutan pasangannya saat tengah bercinta, bukan pria yang bertindak bagai mesin.
3. Bersedia mencoba sesuatu yang baru. Wanita pun sama dengan pria. Terkadang hal baru dalam dunia seksualitas membuatnya tertarik. Banyak wanita yang bersedia melakukan 'pengalaman' seks baru dengan pasangannya. Jadi, para pria tak perlu ragu untuk meminta pasangannya mencoba hal baru saat bercinta.
4. Hasrat bangkit di pagi hari. Menurut Leigh, hasrat bercinta wanita juga bangkit di pagi hari. Tepatnya sebelum pukul 08.00 pagi, libido wanita tengah naik. Bagi Anda yang ingin memberi sensasi baru pada kehidupan seksual, memilih waktu bercinta di pagi hari bisa jadi pilihan.

Senin, 24 Januari 2011

Uhang Pandak

Uhang Pandak, Legenda Orang Kerdil Dari Gunung Kerinci

Orang Pendek adalah misteri sejarah alam terbesar di Asia; ahli binatang telah mendaftarkan laporan kera misterius di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat, Propinsi Jambi, lebih dari 150 tahun. Sampai hari ini, binatang yang di Kerinci dikenal sebagai “uhang pandak”, tetapi juga karena variasi yang membingungkan dari nama dialek setempat, sampai sekarang masih belum teridentifikasi oleh ilmuwan.
ng pendek ialah nama yang diberikan kepada seekor binatang (manusia?) yang sudah dilihat banyak orang selama ratusan tahun yang kerap muncul di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Walaupun tak sedikit orang yang pernah melihatnya, keberadaan orang pendek hingga sekarang masih merupakan teka-teki. Tidak ada seorangpun yang tahu, sebenarnya makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai orang pendek itu. Tidak pernah ada laporan yang mengabarkan bahwa seseorang pernah menangkap atau bahkan menemukan jasad makhluk ini, namun hal itu berbanding terbalik dengan banyaknya laporan dari beberapa orang yang mengatakan pernah melihat makhluk tersebut. Sekedar informasi, Orang pendek ini masuk kedalam salah satu studi Cryptozoology. Ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah beberapa kali di lakukan di Kawasan Kerinci, Salah satunya adalah ekspedisi yang didanai oleh National Geographic Society. National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di Kerinci, Jambi, beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.

Adapun cerita mengenai orang pendek pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah Marco Polo tahun 1292, saat ia bertualang ke Asia. Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos oleh para ilmuwan, seperti halnya yeti di Himalaya dan monster Loch Ness Inggris Raya.

Sejauh ini, para saksi yang mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki) tinggi sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm) dan memiliki banyak bulu diseluruh badan. Bahkan tak sedikit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.

Legenda Mengenai Orang Pendek sudah secara turun temurun dikisahkan di dalam kebudayaan masyarakat Suku anak dalam. Mungkin bisa dibilang, Suku Anak Dalam sudah terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di kawasan tersebut. Walaupun demikian, jalinan sosial diantara mereka tidak pernah ada. Sejak dahulu Suku Anak Dalam bahkan tidak pernah menjalin kontak langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang sering terlihat, namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam dapat mendekatinya. Ada suatu kisah mengenai keputusasaan para Suku Anak Dalam yang mencoba mencari tahu identitas dari makhluk-makhluk ini, mereka hendak menangkapnya namun selalu gagal. Pencarian lokasi dimana mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasional juga pernah dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.

Awal tahun 1900-an, dimana saat itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda, tak sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun yang paling terkenal adalah Kesaksian Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Mr. Van Heerwarden adalah seorang zoologiest, dan disekitar tahun itu ia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Pada suatu catatan kisahnya, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu. Mr. Heerwarden sadar mereka bukan sejenis siamang maupun perimata lainnya. Ia tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar. Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah hasil.

Sumber-sumber dari para saksi memang sangat dibutuhkan bagi para peneliti yang didanai oleh National Gographic Society untuk mencari tahu keberadaan Orang Pendek. Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek. Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, sejauh ini hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan. Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan dibiayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional (http://fauna-flora.org). Dalam ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka terlibat penelitian panjang disana. Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi di mana mereka sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat dimana disana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas mereka. Rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka ketika hasil ekspedisi selama ini belum mendapat hasil yang memuaskan.

Hubungan Kekerabatan Yang Hilang
Beberapa pakar Cryptozoology mengatakan bahwa Orang Pendek mungkin memiliki hubungan yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus Australopithecus?

Banyak Paleontologiest mengatakan bahwa jika anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang. Pertanyaan mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa waktu yang lalu. Fosil manusia-manusia kerdil “Hobbit” berjalan tegak inilah yang kemudian disebut sebagai Homo Floresiensis. Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana serta telah mampu menciptakan api. Homo Floresiensis diperkirakan hidup diantara 35000 – 18000 tahun yang lalu.

Apakah Orang Pendek benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup? Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya. Peneliti mengetahui bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan lebih mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang. Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.

Catatan:
Ciri lain dari makhluk ini berdasarkan informasi dari teman2 yang berasal dari kerinci, selain bertubuh kerdil orang tersebut juga tidak memiliki belahan di bagian atas bibir, dan bentuk telapak kakinya juga terbalik, jarinya di bagian belakang dan tumit di bagian depan.
Ora

UFO

UFO tinggalkan jejak Crop circles di Sleman, Yogyakarta?


Crop circles UFO Sleman Yogyakarta
Senin, 24 Januari 2011 UFO tinggalkan jejak Crop circles di Sleman, Yogyakarta?.

Bagi para pemerhati UFO tentu sudah mengenal Crop circles. Istilah Crop circles adalah untuk menyebutkan lingkaran-lingkaran raksasa dengan pola-pola unik yang terbentuk pada kawasan lapang yang luas. Hingga kini belum diketahui siapa pembuat lingkaran-lingkaran raksasa yang tergambar rapi tersebut. Crop circles sering kali dilaporkan telah ditemukan di beberapa negara. Dan orang pun sering mengkaitkan keberadaan Crop circles dengan kunjungan UFO dimana lingkaran raksasa tersebut terbentuk. Lingkaran-lingkaran itu diduga sebagai bekas landasan pendaratan pesawat UFO.

Dan kini, fenomena Crop circles bukan hanya terdapat di luar negeri saja, di Indonesia pun sudah ditemukan fenomena Crop circles ini. Tepatnya di persawahan di daerah Sleman, Yogyakarta. Crop circles yang terbentuk di tengah sawah milik penduduk Sleman tersebut ditemukan pada hari Minggu 23 Januari 2011 setelah terjadinya angin kencang.

JEJAK MISTERIUS YANG DIDUGA BEKAS UFO DI JOGJA

Fenomena unik terjadi Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011). Padi ambruk di tengah sawah membentuk pola lingkaran yang sangat rapi. Seperti pola itu sengaja dibuat manusia. Istilah ilmiah untuk fenomena ini biasa disebut dengan istilah crop circles atau linkar taman.

Lingkaran tanaman (bahasa Inggris:Crop circles) adalah suatu pola teratur yang terbentuk secara misterius di area ladang tanaman, seringkali hanya dalam waktu semalam. Fenomena ini pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir 1970, dengan bentuk pola-pola lingkaran sederhana. Pada masa-masa setelahnya, pola ini cenderung bertambah rumit dan tidak terbatas hanya pada lingkaran semata. Namun karena mengacu pada asal-usulnya, maka istilah Crop Circles ini masih dipertahankan.

Mereka yang mempelajari fenomena Crop Circles ini sering disebut juga dengan istilah "cerealogis", dan ilmu yang mempelajari fenomena ini disebut dengan cereolog. Para Cerealogis kemudian mengembangkan istilah baru untuk fenomena ini, yaitu agriglyph.

Jumat, 21 Januari 2011

Iksn Duyung


'Ikan Duyung' Gegerkan Kepulauan Selayar

Juma Ali dengan 'ikan duyung' temuannya (Email Redaksi)
VIVAnews - Selasa pagi, 11 Januari 2011, warga Dusun Tongke-Tongke, Desa Lowa, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, mendadak gempar. Pasalnya, ditemukan seekor makhluk laut sejenis ikan yang diyakini warga setempat merupakan penjelmaan manusia dan hewan laut. Para nelayan di situ bahkan meyakini itu seekor 'ikan duyung'.
Belum jelas, apa sebetulnya makhluk aneh ini.
Hewan berkelamin betina ini ditemukan warga Dusun Tongke-Tongke bernama Juma Ali (40), terdampar di pesisir pantai Bala-Bala Desa Lowa. Sesaat sebelum ditemukan, makhluk laut yang disebut-sebut penduduk sejatinya seorang manusia asal Kota Kendari yang dikutuk sihir ini, nyaris tak dapat menyambung nafas.

Pasalnya, tubuh hewan laut tersebut telah ditempeli sejumlah gomi--sejenis lintah penghisap darah--sebesar telapak tangan orang dewasa. Beruntung, Juma Ali dapat menanggalkan lintah-lintah laut itu.
Setelah itu, Juma Ali mencoba mengembalikan hewan langka itu ke laut. Akan tetapi, 'ikan duyung' ini seperti selalu menolak meronta-ronta. Juma Ali lalu memutuskan untuk memeliharanya. Seutas tali diikatkannya di bagian ekor. Tujuannya: sebagai tolak bala, untuk menghindarkan Dusun Tongke-tongke dari hantaman badai dan gelombang pasang yang sedang mengamuk belakangan ini.
Semenjak menemukan hewan pemakan rumput laut itu, Juma Ali jadi sibuk bukan kepalang. Dia nyaris tidak lagi dapat melaksanakan aktivitas rutinnya.
Tiap hari, dia harus memenuhi permintaan warga setempat dan juga aparat dari instansi pemerintah setempat yang datang ke situ untuk sekadar menyaksikan dan mengabadikan foto ikan langka ini.
Payahnya, mereka yang ramai datang berkunjung, jarang yang mau menyisipkan rupiah ke kocek Juma Ali. Jadilah Juma Ali, yang kadang harus melawan dingin untuk meladeni permintaan penonton, gigit jari sembari memendam dongkol.

Memasuki hari keenam makhluk aneh itu ditemukan, berbagai cerita mistik dan dongeng makin menyebar ke seantero kampung. Ada yang bilang 'ikan duyung' itu seperti selalu malu-malu kucing jika didekati orang laki-laki. Yang lain lagi berkisah ia selalu menangis saat merasa terancam. Ada juga yang sampai bermimpi gawat: diancam makhluk itu bahwa bila tak segera dilepas ke laut bebas, maka Pulau Selayar dan sekitarnya segera akan musnah ditelan samudera. (kd)

Sabtu, 08 Januari 2011

Planet Saturnus



Misteri Cincin Warna - Warni Planet Saturnus



Misteri Cincin Warna - Warni Planet Saturnus - Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Bulan mati meninggalkan (apa)? Studi terbaru planet keenam bumi, Planet Saturnus, mengindikasikan bahwa bulan mati meninggalkan lingkaran cincin Saturnus.
Cincin indah yang melingkari Planet Saturnus diperkirakan merupakan peninggalan dari bulan Saturnus yang ”mati terbunuh”. Minggu (12/12/2010) lalu muncul berbagai tajuk berita yang menggunakan istilah ”pembunuhan kosmik” yang menunjuk pada matinya bulan yang menyebabkan munculnya cincin warna-warni di bagian luar Planet Saturnus.

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/12/20/0903214620X310.jpg
Planet Saturnus dan cincinnya

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/12/20/0910032620X310.jpg
Planet Saturnus dan cincinnya

Korban pembunuhan adalah bulan Saturnus yang tidak diketahui apa namanya. Bulan tersebut ditandai menghilang pada 4,5 miliar tahun lalu. Penyebab kematian bulan-bulan tersebut adalah pelat gas hidrogen (H) yang mengelilingi Saturnus pada suatu masa dan pada saat yang bersamaan di sana terjadi pembentukan bulan-bulan dari Saturnus. Namun, sekarang tidak ada lagi jejak gas hidrogen.
Menurut astronom Cornell University Joe Burns—dia tidak turut dalam tim itu—misteri cincin Saturnus ”merupakan teka-teki bagi para ilmuwan selama berabad-abad”.
Mencermati cincin-cincin Saturnus, ada permasalahan yang harus dipecahkan. Selain teori di atas, ada teori yang menyebutkan bahwa bulan-bulan (Saturnus) bertabrakan satu sama lain. Teori lainnya mengungkapkan adanya asteroid yang menabrak beberapa buah bulan yang menghasilkan puing-puing yang membentuk cincin tersebut.
Masalahnya, bulan-bulan Saturnus tersebut terdiri atas gas dan batuan. Sementara itu, tujuh cincin Saturnus tersebut sekitar 95 persennya terdiri atas es dan kemungkinan besar dahulu semuanya terdiri atas es.

Tertarik ke planet
Penulis laporan penelitian tentang cincin Saturnus tersebut, Robin Canup dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, AS, mengatakan, Saturnus turut berperan pada terbunuhnya bulan-bulan tersebut. ”Saturnus itu kaki tangan (pembunuh) dan cincin-cincin tersebut adalah hasilnya,” ujar Canup.
Canup membuka teorinya dengan peristiwa yang terjadi miliaran tahun lalu saat terjadi proses pembentukan bulan-bulan. Suatu pelat hidrogen yang besar ketika itu beredar mengelilingi Saturnus. Pelat tersebut turut membantu pembentukan bulan sekaligus juga menghancurkannya.
Bulan besar yang ada dalam sistem tersebut kemungkinan berputar secara teratur tertarik ke dalam (ke arah Saturnus) akibat tertarik massa gas hidrogen. Proses kematian bulan dengan gerak spiral ke dalam tersebut berlangsung sekitar 10.000 tahun. Bagaimana cincin-cincin Saturnus tersebut lahir adalah dengan memahami apa yang terjadi pada saat itu.
Menurut pemodelan komputer yang dilakukan Canup, Saturnus memotong lapisan es dari sebuah bulan yang berukuran amat besar yang berjarak cukup jauh dari Planet Saturnus sehingga tidak bisa terjebak dalam cincin.
Cincin Saturnus pada mulanya berukuran 10 kali-100 kali ukuran cincin yang sekarang. Namun, menurut Canup, sebagian besar es tersebut kemudian bergabung menempel pada bulan-bulan Saturnus yang amat kecil ukurannya. Menurut Canup, Saturnus memiliki sekitar 62 buah bulan dan 53 di antaranya memiliki nama.
Secara teratur ditemukan bulan-bulan yang baru oleh pesawat ruang angkasa Cassini dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang diluncurkan pada Oktober 1997. Namun, penemuan tersebut tidak mampu menjelaskan cincin-cincin yang mengelilingi planet-planet lain dalam sistem matahari, seperti Planet Yupiter, Neptunus, dan Uranus.
”Mungkin cincin-cincin dari planet-planet lain itu terbentuk dengan cara yang berbeda dari Saturnus,” ujar Canup.
Saturnus adalah planet dengan ukuran terbesar kedua dalam sistem matahari setelah Planet Yupiter. Menurut Burns, teori yang dikemukakan Canup jauh lebih baik dalam menerangkan komponen es yang berat yang ada dalam cincin Saturnus. Sementara itu, Larry Esposito, penemu salah satu cincin Saturnus, mengungkapkan, ”Sungguh karya ilmiah yang cerdas, idenya orisinal.”
”Saya cenderung mengatakan bahwa apa yang terjadi tersebut mirip daur ulang kosmik,” ujar Esposito. Semula adalah bulan kemudian menjadi cincin dan kemudian menjadi bulan lagi. ”Mekanisme semacam itu bukanlah sebuah proses kematian, melainkan merupakan upaya kosmik untuk menggunakan kembali material, menggunakannya berulang-ulang,” katanya.

Planet Pluto

Gambar Ilustrasi: Permukaan Planet Pluto. (Foto: freewebs.com)Gambar Ilustrasi: Permukaan Planet Pluto.






 CALIFORNIA (Berita SuaraMedia) - Pluto, yang dulu dianggap sebagai planet di tata surya kita, diyakini memiliki lautan di bawah permukaan esnya.
Pasalnya panas radioaktif memiliki kemungkinan telah memanaskan inti dari Pluto. Demikian menurut sebuah penelitian terbaru.

Meski suhu permukaannya sangat dingin akan tetapi planet kecil tersebut cukup hangat untuk memiliki lautan di bawah permukaannya.
Menurut sebuah peragaan yang ditujukan untuk mengukur tingkat panas radioaktif yang bisa memanaskan inti dari Pluto. Demikian diberitakan National Geographic.

"Lautan tersebut diperkirakan seluas 100 sampai 170 kilometer, yang ditutupi oleh lapisan es setebal 200 kilometer," ujar Guilaume Robuchon, ilmuwan dari University of California, Santa Cruz.

Apabila ini benar, berarti Pluto akan bergabung dengan Titan dan Enceladus, planet satelit milik Saturnus yang dipercaya memiliki sumber air.

Meskipun permukaan planet Pluto bersuhu sekira -230 derajat celsius namun air di bawah permukaannya mungkin tidak akan ikut membeku, menurut sebuah peragaan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut.
"Es adalah materi perekat yang baik," ujar Francis Nimmo dari University of California, yang juga rekan dari Robuchon.
Robuchon menambahkan bahwa model peragaannya menunjukkan bahwa bagian dalam Pluto bisa mengandung air, asalkan inti dari Pluto mengandung setidaknya ratusan bagian per miliar kadar radioaktif potassium. Lalu, batuan di Pluto juga harus bertumpuk di inti yang berbatu, dengan air dan permukaan yang dilapisi oleh es.
Bukan hanya itu,  Pluto juga diyakini memiliki atmosfir yang unik. Dibandingkan dengan milik Bumi, atmosfir di Pluto terbalik. Semakin tinggi, suhunya semakin tinggi, bukannya semakin rendah.
Dari pengukuran yang dilakukan oleh astronom, menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory, diketahui bahwa metana merupakan gas kedua paling banyak yang ada di atmosfirnya. Gas itu juga lebih panas di tempat yang lebih tinggi dibanding di permukaan planet.
Efek sampingnya, atmosfir bagian atas Pluto memiliki suhu sekitar 50 derajat Celcius. Lebih hangat dibandingkan dengan suhu di permukaan Pluto yang mencapai 230 derajat Celcius di bawah 0.
Menurut spekulasi Emmanuel Lellouch, ketua tim peneliti dari Paris Observatory, Prancis, di permukaan Pluto terdapat lapisan tipis beku dari metana dan gas-gas lain.
“Saat orbit Pluto sedang dekat dengan Matahari, gas beku itu menguap,” kata Lellocuh.
“Proses ini, disebut juga dengan sublimasi, mendinginkan permukaan Pluto sekaligus menghangatkan atmosfirnya,” ucapnya.
Menurut Leslie Young, Deputy Project Scientist for NASA, penemuan itu memberi petunjuk terhadap observasi lebih lanjut yang akan dilakukan satelit New Horizons.
“Kita tahu bahwa Pluto mengalami perubahan saat ia mengelilingi Matahari,” ucap Young.
“Mengombinasikan hasil temuan observasi di bumi dengan data yang akan dikumpulkan New Horizons akan memberikan petunjuk jelas seputar perilaku planet kerdil tersebut,” ucapnya.

Jumat, 07 Januari 2011

Lele Raksasa Pemakan Manusia

Seekor ikan sejenis lele diduga telah bermutasi secara genetik menjadi berukuran sangat besar dan mengerikan. Ikan ini kini menjadi obyek penelitian para ilmuwan di Nepal dan India. Mereka khawatir ikan itu sudah membunuh beberapa orang setelah ‘merasakan’ mayat manusia. Lele raksasa ini, biasanya disebut goonch, diduga tumbuh besar setelah mendapat makanan mayat-mayat manusia yang dibuang di sungai Great Kali, sungai di perbatasan Nepal-India, tempat ikan itu ditangkap. Ikan yang telah bermutasi itu kini sedang dalam penyelidikan ahli biologi Jeremy Wade. Wade meneliti ikan lele raksasa itu untuk acara televisi dan akan ditayangkan stasiun televisi Five dalam waktu dekat.
“Penduduk lokal mengatakan kepada saya suatu teori bahwa monster ini telah tumbuh luar biasa besar karena makan sisa pembakaran mayat. Mungkin mereka merasakan nikmatnya daging manusia setelah memakan sisa-sisa mayat itu” ungkap Wade.
“Kemungkinan ada beberapa lele yang tumbuh lebih besar daripada yang lain dan jika Anda memberikan makanan lebih banyak lagi, maka mereka pasti juga akan tumbuh lebih besar lagi” katanya.
Awalnya, Wade mengira bahwa buayalah yang memakan sisa-sisa mayat tersebut. Namun, teori itu berubah setelah dia mengalihkan perhatian pada goonch, salah satu jenis ikan air tawar terbesar di dunia. Dia lantas menangkap seekor di antaranya yang diperkirakan berbobot 55 kg dengan panjang hampir 2 meter. Berat dan ukuran ini bisa disebut rekor dunia karena jauh lebih berat dan lebih besar dari ikan-ikan lele yang pernah tertangkap sebelumnya. “Jika ikan ini menangkapmu, kamu tak akan bisa lolos”, sahutnya.
Selama bertahun-tahun, penduduk di sepanjang Great Kali yakini ada monster menakutkan yang bersembunyi di sungai yang mengalir di perbatasan India-Nepal ini. Hanya saja, mereka menganggap monster ini selalu bergerak di sepanjang aliran sungai dan mengincar orang-orang yang mandi di sungai itu. Tahun lalu, remaja 18 tahun dari Nepal hilang setelah diseret ke dalam sungai oleh sesuatu yang digambarkan sebagai ‘babi yang bentuknya panjang’.
Korban pertama serangan goonch ini diperkirakan seorang pemuda berusia 17 tahun yang juga berasal dari Nepal. Dia tewas setelah mandi di sungai itu, April 1988 silam. Para saksi mata mengatakan, mereka menyaksikan pemuda itu seperti ditarik oleh sesuatu yang kuat ke dalam sungai. Tiga bulan setelah kejadian itu, seorang anak kecil diseret ke dalam air, sementara ayahnya hanya bisa melihat tak berdaya
goonch01

goonch05

Ikan Berkepala Buaya

Ikan Berkepala Buaya Gegerkan Warga Sukolilo Surabaya

Warga Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya digemparkan dengan penemuan seekor hewan aneh. Hewan tersebut berkepala buaya, namun bentuk tubuhnya dan mempunyai sirip seperti ikan. Anehnya lagi, badan ikan bersisik ular.
Menurut Suwarni (47), penemu hewan aneh tersebut, pada awalnya ia bersama rekannya Suwaji (58) tengah menjaring ikan di Sungai Jagir sisi Timur, tepatnya di samping utara tambak milik Sulthon (59) yang berada di timur lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU), Keputih, Selasa (10/11/2009) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB.
Namun, pada saat jaring diangkat, dia bersama Suwaji kaget karena ada seekor ikan aneh yang menyangkut di jaringnya. Karena penasaran, mereka pun mencoba mendekatinya. Betapa kagetnya mereka, saat dilihat ikan yang tersangkut dijaring tersebut mempunyai bentuk tubuh dan kepala yang tak lazim.
“Setelah kami lihat, ternyata bentuk kepala ikan itu seperti buaya,” ujar Suwarni yang sudah puluhan tahun bekerja di tambak milik Sulthon tersebut, Kamis (12/11/2009).
Suwarni menambahkan, saat hendak diambil, ikan aneh itu berusaha berontak dengan mengibas-ibaskan ekornya serta mencoba menggigit tangannya.
“Giginya sangat tajam-tajam dan runcing, kami sempat ketakutan,” imbuhnya.
Dan setelah beberapa saat berhasil dijinakkan, ikan berkepala buaya itu akhirnya ditempatkan di sebuah bak. Tapi sayangnya, setelah tiga jam, ikan aneh itu akhirnya mati.