THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 17 Desember 2010

Zaman Es Mematikan disebabkan Banjir Dahsyat

Zaman Es Mematikan disebabkan Banjir Dahsyat 

Waktu air bah pada zaman Nuh bisa dibilang zaman es global besar2an, dulu sebelum zaman es berakhir benua masih sambung-menyambung. Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan masih menyatu dengan Asia, Papua masih menyatu dengan Australia. Setelah zaman es berakhir banyak daratan yang tergenang air hingga terpisah membentuk pulau2 spt Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua, dll. Waktu badai Katrina di New Orleans, Rita di Texas, Dan Wilma di selatan USA hingga Teluk Mexico ada yang bilang ini merupakan zaman es terulang lagi, tapi zaman es kecil.

Ilmuwan telah menemukan pemicu kondisi iklim dingin yang tajam 13 ribu tahun lalu yang membuat Eropa masuk ke masa es. Mark Bateman dari Universitas Sheffield di Inggris
mengatakan bahwa bencana banjir dari danau raksasa di Amerika Utara menyebabkan sejumlah besar airnya tumpah ke lautan Arktik. Hal tersebut menuntun kepada pengurangan pola sirkulasi aliran teluk yang menyebabkan kondisi hangat di Eropa. “Kita membicarakan tentang sebuah danau yang seukuran Inggris menjadi kosong dengan sangat cepat,” ujar Bateman.


“Kami belum tahu periode waktu pastinya tetapi memang tentang bencana banjir.” Temuan tersebut telah dikonfirmasi teori terdahulu yang menyebabkan periode pendinginan yang disebut Younger Dryas ketika temperatur di Eropa sama dengan kondisi hari ini, tiba-tiba berubah dengan sangat cepat menjadi kondisi era es. Periode dingin tersebut bertahan sekitar 1400 tahun lamanya.


“Penelitian kami menunjukkan bahwa jika ada peletakkan sejumlah besar volume air segar ke Atlantik Utara dalam rentang waktu yang sangat cepat, itulah yang akan terjadi,” ujar Bateman. Timnya mempublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Nature. Arus teluk bertidak seperti sebuah sabuk pengaman yang membawa air hangat dari kawasan tropis ke Eropa. Sementara air asin dingin tenggelam di utara.




Ilmuwan iklim khawatir pemanasan global yang tajam akan memicu peningkatan sejumlah besar es yang mencair di Greenland. Lonjakan gelombang air segar tersebut menimbulkan titik jenuh di perairan aliran teluk, menutupnya dan menyebabkan Eropa ke iklim dingin berkepanjangan. Penulis:Syamsudin Prasetyo

0 komentar: